Bertanya tentang Cinta

Bertanya tentang Cinta - Tiada manusia yang bisa membendung rasa sayang maupun rasa cinta yang sudah bergelora dijiwa namun semua tak akan luput dari usaha yang dilakukan sehingga bisa menjadi wujud yang sempurna pada kehidupan tanpa harus mengorbankan yang tidak seharusnya dilakukan dan akan berahir dengan bahagia sehingga dapat merasakan dengan menyeluruh dari manisnya cinta sejati.

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawabnya:,

Bumi menjawab: "CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.” 

Air menjawab: “CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan 

Api menjawab: “CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.” 

Angin menjawab: “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab: “CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu 

Matahari menjawab: “CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.” 

Pohon menjawab:  “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.” 

Gunung menjawab:  “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan larva cemburu yang membara.” 



Lalu, Aku bertanya pada CINTA:  “Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??” 

CINTA menjawab:  
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.” 

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. 

CINTA adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba diatas segalanya.

CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.” 

Aku lantas bertanya pada CINTA:  “Bisakah aku merasakannya?” 
Sambil berlalu CINTA menjawab: “Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….” 
Aku pun Berteriak: “Wahai SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…” Cinta yang kekal abadi adalah Cinta Kepada Allah .S.W.T. 

Oleh itu orang yang betul kenal dan beradab, dia malu pada Allah SWT. malah kerana malunya itu dia tidak nampak yang lain lebih hebat dari Allah SWT. Cintanya tertumpu pada NYA, dan penyerahan diri padaNYA sungguh-sungguh. Setiap saat menanggung rindu lalu masanya dihabiskan untuk berbisik-bisik dengan kekasihnya. 

Sehingga karena terlalu mendalam cinta pada Tuhan ada hamba Allah SWT yang berkata: “Wahai Tuhan, aku mencintai Engkau bukan karena takutkan neraka-Mu. tapi karena Zat-Mu, ya Allah. Aku rela masuk neraka kalau itulah kemahuan-Mu.” Itulah rintihan hati seorang wali perempuan Rabiatul Adawiyah dalam munajatnya dengan Allah SWT. Dia menyatakan dua cinta tidak boleh duduk dalam satu hati. Bila cinta Allah sudah penuh dalam hatinya, maka tidak ada tempat lagi untuk cinta selain dari itu. 

Ada orang mangatakan: “jika kau berikan hatimu ataupun cintamu pada manusia niscaya dia akan merobek-robekkannya . tapi kalau hati yang pecah itu diberikan kepada Allah niscaya dicantum-cantumkan- Nya. Artinya cinta dengan Allah pasti berbalas. Dan Allah tidak membiarkan orang yang dicintai-Nya menderita di akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 ISI HATI SEDUNIA |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Kata Mutiara

“Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar. Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah”