Bertanya Untuk Tuhan - Takkan ada rahasia bagi manusia yang telah dekat dengan Tuhannya, takkan pernah terhalang oleh apapun bila jarak Tuhan dengan hambanya tiada sekat, semua bergantung bagi manusia sehingga bisa mencapai klimaks kerinduan pada sang penciptaNya. Bagi siapa saja yang sedang gundah karena beratnya kehidupan, maka kesinilah dan duduklah tenang bersamaku ... dan marilah kita berbincang dengan Tuhan ...
cobalah kau ingat ... bukankah dulu engkau pernah hidup dalam kedamaian yang penuh harapan baik tentang masa depanmu?
Apakah yang telah kau ijinkan mengusik kedamaianmu, dan menjadikanmu pribadi baik yang sulit merasa damai hari ini?
...
Apakah sekarang, engkau terlalu banyak menduga dan sedikit mencoba?
Apakah engkau lebih mudah marah sebelum mengerti, dan tetap marah walau sudah mengerti?
Apakah engkau menuntut orang lain melakukan yang tak kau lakukan?
Apakah lebih mudah bagimu untuk meminta daripada memberi?
Apakah engkau lebih banyak mengeluhkan kesulitanmu daripada bekerja meringankan kesulitan sesamamu?
Apakah hatimu lebih cepat membenci daripada mencintai?
Atau, apakah engkau lebih dekat kepada kebiasaan buruk daripada beribadah?
Hmm ... aku tak harus mendengar jawabanmu, tapi hatimu tahu semuanya itu. Hatimu itu jujur dan setia kepada kebenaran yang seharusnya menjadi satu-satunya jalan hidupmu.
Tetapi aku bisa mengerti, bahwa jiwa sekuat dirimu ini memang suka menantang dan membuktikan bahwa engkau memiliki cara hidupmu sendiri, yang kau yakini lebih bebas dan menggembirakanmu.
Apakah yang telah kau ijinkan mengusik kedamaianmu, dan menjadikanmu pribadi baik yang sulit merasa damai hari ini?
...
Apakah sekarang, engkau terlalu banyak menduga dan sedikit mencoba?
Apakah engkau lebih mudah marah sebelum mengerti, dan tetap marah walau sudah mengerti?
Apakah engkau menuntut orang lain melakukan yang tak kau lakukan?
Apakah lebih mudah bagimu untuk meminta daripada memberi?
Apakah engkau lebih banyak mengeluhkan kesulitanmu daripada bekerja meringankan kesulitan sesamamu?
Apakah hatimu lebih cepat membenci daripada mencintai?
Atau, apakah engkau lebih dekat kepada kebiasaan buruk daripada beribadah?
Hmm ... aku tak harus mendengar jawabanmu, tapi hatimu tahu semuanya itu. Hatimu itu jujur dan setia kepada kebenaran yang seharusnya menjadi satu-satunya jalan hidupmu.
Tetapi aku bisa mengerti, bahwa jiwa sekuat dirimu ini memang suka menantang dan membuktikan bahwa engkau memiliki cara hidupmu sendiri, yang kau yakini lebih bebas dan menggembirakanmu.
Sudahlah ... hidupmu ini terlalu penting untuk kau gunakan mencoba melakukan yang telah berabad-abad menggelisahkan banyak orang, yang menjauhkan kedamaian dari mereka, dan yang menjadikan mereka jiwa yang tersesat dalam sebenderang-benderangnya jalan.
Kembalikanlah jiwamu kepada kesederahaan sejatinya yang jujur, yang damai dalam dugaan baik terhadap Tuhannya, yang mencintai dan berbakti kepada orang tua dan keluarga, yang tulus dan rajin bekerja bagi kebaikan sesamanya, dan yang memimpikan kebesaran dan kejayaan hidup - tapi ikhlas memulai dari kebaikan yang kecil - walau kelihatannya tidak menguntungkan.
Di hari yang mulia ini, marilah kita berdoa ...
Agar Tuhan Yang Maha Pengampun memaafkan kesalahan dan dosa kita,
Agar Tuhan Yang Maha Penyayang mengisi hati kita dengan kasih dan kelembutan yang menjadikan kita pelayan yang tulus bagi kebaikan sesama,
Agar Tuhan Yang Maha Cinta menyatukan kita dengan belahan jiwa kita dalam pernikahan dan keluarga yang damai, yang mesra, dan yang setia,
Agar Tuhan Yang Maha Kaya memudahkan rezeki kita, menghebatkan kemampuan kita untuk membangun keberhasilan karir dan bisnis, dan agar kita dimampukan untuk mewariskan ilmu dan harta yang berguna bagi keluarga dan sesama,
Agar Tuhan Yang Maha Melapangkan mengindahkan kehidupan kita, yang keindahannya tersambung dari dunia ke surga, dan
Agar Tuhan Yang Maha Kudus menjadikan kita jiwa-jiwa yang tenang.
Baca juga Suatu ketika Nanti
0 komentar:
Posting Komentar